Studi Bangsa Mesir
MESIR
Mesir
(Inggris: Egypt), berasal dari kata Yunani
Aiguptos; Latin Aegyptus. Istilah ini mungkin sekali tulisan dari ahli Mesir,
ucapan kasarnya Hakuptah seperti
terlihat dalam tulisan paku dalam surat Amarna 1360 Sm. Hakuptah adalah salah
satu nama Memfis, ibukota lama Mesir di tepi barat sungai Nil, sedikit di
sebelah hulu Kairo (yang pada akhirnya menggantikannnya).[1]
Menurut
sejarah Mesir terdiri dari lembah Nil yang sempit dan memanjang, mulai dari
tempat pertama air jatuh di Aswan (bukan dari yang kedua dari sekarang) hingga
ke daerah Memfis/Kairo, ditambah dengan daerah segitiga (dari situlah asalnya
nama berikut) yang luas dan datar, bernama Delta, mulai dari Kairo sampai ke
laut. Perbedaan kedua daerah ini sangat berpengaruh sekali atas bangsa Mesir,
sejarahnya dan lembaga-lembaga hidupnya.
Pada
zaman prasejarah, kerajaan-kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir bersatu dalam
kekuasaan satu orang raja. Pada permulaan sejarah itu orang Mesir yang memegang
garis keturunan, mempertahankan sifat kembar dari kerajaan itu dalam gelar yang
dipakai oleh masing-masing firaun, yaitu Raja Mesir Hulu dan Hilir dan Tuan
Mesir selalu condong kembali menggengam perbedaan alamnya yang kembar itu.
Topografi
Mesir
Lembah
Nil sudah dihuni selama kira-kira 6000 tahun. Selama berabad-abad sebelunmnya,
sungai raksasa itu terus menerus membawa erosi dan lumpur dari hulunya, yang
akhirnya bermuara di suatu teluk di laut, yang kemudian menjadi penuh terisi
dengan tanah alluvium dan membentuk delta Nil. Sesudah perkembangan ini
berhenti, dan sesudah banyak tanah alluvium diendapkan di lembah itu barulah
para pemukim datang dan mulai membersihkan rawa-raw, mengolah tanah, membuat
irigasi dan pengeringan atau pembuangan air.
Di
sebelah barat lembah Nil terbentang gurun pasir Sahara, suatu gurun pasir yang
datar, diselingi gundukan batu-batu besar dengan pasir yang dihembuskan oleh
angina topan. Dan sejajar dengan lembah Nil terdapat sederet oase dengan air
tawarnya, yaitu daerah-daerah lembah yang luas yang alami, di mana tanah dapat
diolah dan permukiman dapat didirikan karena adanya air artesis. Dekat ke
lembah Nil dan yang langsung berhubungan lembah itu melalui suatu jalur alami ialah
daerah lembah Fayum, daerah danau Muris zaman kuno. Sejak dinasti XII dan
seterusnya daerah ini berperan sebagai tanah belanga tempat pengungsian bila
air meluap dan tempat penyimpanan air luapan sungai Nil. Di antara lembah Nil
dan Laut Merah di sebelah timur berada gurun pasir Arab, suatu daerah
pegunungan yang terpisah-pisah mengandung sedikit bahan mineral seperti emas,
batu perhiasan, termasuk pualam putih, batu breki, dan batu diorti. Di seberang
Teluk Suez terbentanglah jazirah Sinai yang bergunung-gunung.
Dengan demikian tanah Mesir terasing di tengah-tengah gurun-gurun pasir yang mengapitnya untuk mengembangkan kebudayaan sendiri. tetapi serentak dengan itu, jalan masuk dari timur melalui jazirah Sinai atau Laut Merah dan Wadi Hamamat, dan dari utara beserta selatan melalui sungai Nil, cukup langsung baginya untuk menerima pengaruh kebudayaan luar.
Bangsa
Bukti-bukti
paling tua mengenai kegiatan manusia di Mesir ialah alat-alat batu api
bertarikh zaman palailotik (zaman batu kuno) yang ditemukan di dataran-dataran
tangga sungai Nil. Tetapi orang Mesir asli yang pertama bermukim di daerah lembah
Nil sebagai petani, ialah yang disebut orang Taso-Badari, kebudayaan prasejarah
pertama. Agaknya mereka orang Afrika asli dengan dua tahapan budaya prasejarah
berurutan, yang lazim disebut Naqada I dan II yang berakhir kira-kira tahun
3000 SM.
Namun
tidak lama sebelum timbulnya Mesir secara mendadak dalam sejarah, dengan
mendirikan kerajaan yang tahu menulis yang diperintah para firaun ada sedikit
bukti tentang menyusupnya suatu bangsa baru dari luar Mesir. Ciri-ciri
perawakan mereka berbeda dan terutama mereka bermukin di Mesir utara. Inilah
yang disebut ras Giza atau ras dinasti, barangkali berasal dari Asia.
Keunggulan mereka dari dan pembaruan mereka dengan bangsa prasejarah lebih kuno
diduga telah meningkatkan dadakan perkembangan kebudayaan Mesir yang khas dan
bersejarah itu.[2]
Orang Mesir sekarang ialah keturunan langsung dari bangsa Mesir Kuno.
Bahasa
Asal
mula bahasa Mesir kuno adalah percampuran beberapa bahasa asli dan menempuh
perjalanan sejarah yang panjang. Biasanya disebut ‘Bahasa Semit-Ham’ dan pada
dasarnya termasuk bahasa Ham yang pada suatu masa terdesak oleh bahasa Semit.
Banyak kosakata bahasa Mesir serumpun langsung dengan bahasa Semit dan dalam
susunan kalimat ada persamaannya. Alpanya bahan-bahan tulisan kuno menghambat
perbandingan yang sesungguhnya dengan bahasa Ham.[3]
Dalam
sejarah bahasa Mesir lima tahapan utama dapat dibedakan dalam sumber-sumber
tulisan. Tahapan pertama ialah Mesir Kuno suatu bentuk purba yang dipakai
selama dinasti I-VII dalam millennium 3 SM.
Tahapan
kedua adalah Mesir pertengahan barangkali menjadi bahasa sehari-hari pada
dinasti IX-XI dan dipakai secara umum di seluruh Mesir untuk catatab-catatan
tulisan selama masa Kerajaan Pertengahan dan awal Kerajaan Baru dan tetap
dipakai dalam naskah-naskah resmi dalam bentuk yang sedikit mengalami perubahan
sampai pada zaman Yunani-Romawi. Inilah bahasa dari tubuh akbar sastra kuno
Mesir,
Tahapan
ketiga adalah Mesir Berikutnya dan merupakan bahasa umum pada zaman Kerajaan
Baru dan sesudahnya tapi sudah menjadi bahasa umum dua abad sebelum zaman ini
(1800-1600). Itu jugalah bahasa yang dipakai dalam sumber-sumber dan sastra
Kerajaan Baru dan dalam naskah-nsakah resmi sejak dinasti XIX dan seterusnya.
Bahasa Mesir Kuno Pertengahan dan Berikutnya ditulis dalam aksara hieroglif dan
tulisan para imam.
Tahapan
keempat Demotik yaitu bahasa rakyat jelata Mesir, dan ini sebenarnya adalah
nama semacam tulisan. Nama inilah yang dikenakan kepada bentuk bahasa Mesir
yang lebih berkembang dan banyak dipakai dalam catatan-catatan berasal dari
abad 8 sampai zaman Romawi.
Tahapan
kelima adalah bahasa Kopt yaitu bahasa
umum di Mesir pada zaman Romawi-Bizantina. Bahasa kopt memiliki beberapa bentuk
dialek dan dialihkan menjadi bahasa sastra oleh orang Kristen Mesir atau orang
Kopt. Bahasa itu ditulis bukan dengan tulisan Mesir tapi dalam alifbata Kopt
yang disusun dari alifbata Yunani ditambah dengan tujuh huruf tambahan yang
diambil dari tulisan demotic kuno untuk mengisi bunyi-bunyi yang tidak ada
dalam bahasa Yunani.
Bahasa Kopt tetap hidup sebagai bahasa tata ibadah dari Gereja Kopt terus sampai zaman sekarang ini; pemakaiannya sama dengan pemakaian bahasa latin di Gereja Roma Katolik. Di setiap waktu terdapat kata-kata Semit dalam bahasa Mesir Kuno dan bahasa Yunani dalam bahasa Kopt.
Agama
Agama
Mesir tidak pernah merupakan kesatuan yang tunggal seutuhnya. Senantiasa ada
dewa-dewa setempat seantero negeri itu. Beberapa diantaranya adalah Petah, dewa
pencipta Memfis; Tot dewa pengetahuan dan bulan di Hermopolis; Amun yang
tersembunyi, dewa di Tebes yang mengungguli dewa perang Mentu di sana dan
menjadi dewa Negara Mesir pada milinium 2; Hator dewi sukacita di Dendera, dan
masih banyak lagi. Lalu ada lagi dewa-dewa alam semesta yang pertama dan paling
utama yaitu Re atau Atum, dewa matahari dan putrinya Maet yang mempersonifikasikan
Kebenaran, Keadilan, dan tata kosmis; dewa Nut dewa angkasa, dan Syu, Geb, dan
Nu dewa-dewa udara, bumi dan air purba secara berurutan.
Yang
paling dekat dengan agama nasional yang sesungguhnya ialah iabdah kepada Osiris
dan kelompoknya.orang Mesir dapat menjabarkan dirinya dengan Oisiris yang hidup
kembali dalam kerajaannya di alam baka.
Ibadah
Mesir sama sekali berlainan dengan ibadah Ibrani secara khusus juga dengan
ibadah Semit secara umum. Kuilnya tertutup dan terasing di dalam tanah pekarangan
yang bertembok tinggi. Ibadah kepada dewa-dewa akbar memakai hanya satu bentuk
iabdah umum yakni sang dewa diperlakukan seperti raja dunia.[4]
[1] Ensiklopedia Alkitab Masa Kini,
Jilid M-Z, hal. 64.
[2] W. B Emery, Saqarra and The Dynastic Race, 1952
[3] Egypt Grammar, ps.3 dan G. Lefe bvre, Chronique d’Egypte, 11, No.22, 1936, hlm 266-292.
[4] Bulletin of the John Rylands Library, 37, 1954, hlm. 165-203.
0 Response to "Studi Bangsa Mesir"
Posting Komentar