RINGKASAN BUKU: THE PURPOSE DRIVEN CHURCH (Rick Warren)


Photo by: Shopee 

v  IDENTITAS BUKU

             I.            Pengenalan Umum Buku

1.      Judul Asli                       : THE PURPOSE DRIVEN CHURCH

2.      Originally Published      : Zondervan Publishing House Grand Rapids, Michigan

3.      Judul Buku                     : Gereja Yang Digerakkan Oleh Tujuan

4.      Penulis                            : Rick Warren

5.      Penerbit                          : Gandum Mas, Malang

6.      Tahun Terbit                   : 2005, Cet. Ke-6

7.      Tebal Buku                     : 408 hlm.

 

          II.            Pengenalan Khusus Buku

1.      Posisi Penulis

Penulis adalah gembala sidang senior dari Saddleback Valley Community Church di Orange County, California. Penulis juga merupakan seorang Doktor yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pelayanan pastoral melalui karyanya dalam buku-buku, kaset-kaset, dan seminar-seminar.

2.      Latar Belakang Buku

Penulis merindukan untuk berbagi rahasia pertumbuhan gereja bagi setiap pembaca dengan membawa pembaca untuk memusatkan perhatiannya kepada pembangunan manusia, bukan gedung gerejanya.

3.      Susunan Subtema

Bagian I: Melihat Ke Depan Dengan Visi Yang Besar ……..………………….....29

Bagian II: Menjadi Gereja Bertumbuh Karena Memiliki Tujuan ….……………...81

Bagian III: Menjangkau Masyarakat Di Lingkungan Anda ...…………………...161

Bagian IV: Membawa Masuk Orang Banyak ..…………………………………..213

Bagian V: Membangun Jemaat …………………………………………………..317

 

v  RINGKASAN BUKU

Mengikuti Gerakan Roh Allah

Pertumbuhan tidak dapat dihasilkan oleh manusia. Hanya Allah yang membuat gereja bertumbuh. Sebagai pemimpin Gereja hanya bertugas seperti seorang peselancar yang mengenali ombak atau gerakan Roh Allah dan memanfaatkannya. Karena sesuatu yang hidup bertumbuh tidak perlu memaksanya bertumbuh, yang harus dilakukan ialah menemukan dan menyingkirkan penyakit-penyakit yang menghalangi pertumbuhan. Sehingga pertumbuhan yang normal dan wajar dapat terjadi. Kuncinya adalah jangan sekali-kali berhenti belajar.

Bagian I: Melihat Ke Depan Dengan Visi Yang Besar

1.      Cerita tentang Saddleback

Setiap pembaharuan yang dikembangkan Saddleback merupakan tanggapan terhadap keadaan-keadaan yang mengelilingi. Kebanyakan keberhasilan Saddleback adalah hasil coba dan ralat dan beberapa penemuan hanyalah kebetulan, bukan sebuah perencanaan. Saddleback telah mencoba banyak hal. Saddleback tidak pernah takut gagal, hanya menyebut segala sesuatu itu adalah “eksperimen”. Saddleback telah menemukan prinsip yang alkitabiah yang berhubungan dengan budaya dan kepemimpinan yang menghasilkan gereja-gereja yang sehat dan bertumbuh, yakni dengan mengukur kesehatan dan kekuatan suatu gereja dari kapasitasnya untuk mengutus utusan dan bukan dari jumlah tempat duduknya.

2.      Mitos tentang Pertumbuhan Gereja

Ada beberapa mitos yang menyebabkan bahaya yang cukup besar dalam pertumbuhan gereja, yakni Pertama, gereja-gereja besar hanya mengutamakan kehadiran. Kedua, semua gereja besar bertumbuh dengan mengorbankan gereja-gereja yang lebih kecil. Ketiga, harus memilih antara kualitas dan kuantitas. Keempat, harus berkompromi dalam menyampaikan berita Injil dan melaksanakan misi gereja agar dapat bertumbuh. Kelima, jika cukup dedikasi, gereja akan bertumbuh. Keenam, ada satu kunci rahasia agar gereja bertumbuh. Ketujuh, yang terutama yang Tuhan harapkan adalah kesetiaan. Kedelapan, tidak dapat belajar dari gereja-gereja besar.

Banyak gereja yang beroperasi dengan konsep yang salah dan dengan mitos-mitos tersebut. Ini semua menghalangi untuk menjadi gereja yang sehat dan bertumbuh secara penuh. Gereja membutuhkan kebenaran untuk tumbuh. Bila hidup didasarkan pada firman Allah maka kebenaran yang akan memerdekakan akan ditemukan.

Bagian II: Menjadi Gereja Bertumbuh Karena Memiliki Tujuan

3.      Apa yang mendorong Gereja Anda?

Setiap gereja didorong oleh sesuatu. Ada kekuatan yang menuntun, asumsi yang mengontrol, serta keyakinan yang mengarahkan di balik semua yang terjadi. Mungkin hal itu tidak diutarakan, atau juga tidak diketahui banyak orang. Kemungkinan besar tidak pernah diputuskan secara resmi. Namun itu ada, serta mempengaruhi setiap aspek dari kehidupan gereja. Apa saja yang menjadi kekuatan pendorong di balik gereja? Pertama, gereja yang didorong oleh tradisi. Kedua, gereja yang didorong oleh kepribadian. Ketiga, gereja yang didorong oleh keuangan. Keempat, gereja yang didorong oleh program. Kelima, gereja yang didorong oleh gedung. Keenam, gereja yang didorong oleh peristiwa-peristiwa. Ketujuh, gereja didorong oleh orang yang tidak bergereja.

Sebenarnya adalah gereja membutuhkan tujuan bukan kekuatan lainnya. Dengan memfokuskan pada lima tujuan gereja Perjanjian Baru, gereja akan mengembangkan keseimbangan yang sehat yang memungkinkan pertumbuhan yang abadi.

4.      Dasar untuk Gereja yang Sehat

Gereja yang dibangun atas dasar yang tidak memadai atau yang salah takkan pernah mencapai ketinggian yang diamaksudkan Allah untuk gereja tersebut. Jika ingin membangu gereja yang sehat, kuat, dan bertumbuh, maka harus meluangkan waktu untuk meletakkan dasar yang kokoh. Hal ini dilakukan dengan menjelaskan dalam pikiran setiap orang yang terlibat mengapa gereja ada dan apa yang seharusnya dilakukan oleh gereja. Ada kuasa yang luar biasa bila memiliki tujuan yang sudah ditegaskan dengan jelas. Pertama, tujuan yang jelas membangun semangat juang. Kedua, tujuan yang jelas mengurangi frustasi. Ketiga, tujuan yang jelas membolehkan konsentrasi. Keempat, tujuan yang jelas menarik kerjasama. Kelima, tujuan yang jelas membantu evaluasi.

5.      Menetapkan Tujuan Gereja Anda

Pernyataan tujuan yang jelas akan memberikan arah, vitalitas, batas-batas, serta tenaga pendorong untuk apa saja yang dilakukan. Gereja yang mempunyai tujuan akan menjadi gereja yang dilengkapi sebaik-baiknya untuk melayani semua perubahan yang akan dihadapi.

Memimpin jemaat untuk menemukan tujuan-tujuan Perjanjian Baru bagi gereja adalah hal yang signifikan. Jangan terburu-buru melakukan proses tersebut. Dan jangan memadamkan sukacita penemuan itu dengan hanya memberi tahu tujuan-tujuan tersebut dalam sebuah khotbah. Sungguh menggembirakan ketika melihat jemaat menemukan sendiri bahwa Allah ingin memakai mereka dan gereja mereka. Ada 4 langkah menentukan tujuan: 1) teliti apa yang dikatakan Alkitab, 2) mencari jawaban untuk empat pertanyaan, 3) tulislah hasil penelitiannya, 4) ringkaskan kesimpulan dalam sebuah kalimat.

6.      Mengkomunikasikan Tujuan Anda

Visi dan tujuan harus diulang-ulang, agar gereja terus bergerak maju kea rah yang tepat. Dengan kata lain, pastikan anda mengkomunikasikan tujuan anda sekurang-kurangnya tiap bulan. Setelah menentukan tujuan gereja, maka selanjutnya harus terus-menerus menjelaskan dan menyampaikan tujuan-tujuan itu kepada setiap orang di gereja. Tugas ini tidak dilakukan satu kali saja. Ini merupakan tanggung jawab utama para pemimpin. Jika anda lalai mengkomunikasikan pernyataan tujuan itu kepada jemaat, itu sama saja dengan tidak mempunyai pernyataan tujuan.

7.      Mempersiapkan Pelaksanaan Tujuan-Tujuan Anda

Apabila pembaharuan hendak bertahan lama di sebuha gereja, harus dibuat struktur untuk memelihara dan menyokong pembaharuan itu. Tidak cukup hanya dengan menegaskan pernyataan tujuan gereja dan mengkomunikasikannya, anda juga perlu mengorganisasi gereja dan tujuan anda. Tanpa suatu sistem dan struktur untuk mengimbangkan lima tujuan itu, gereja anda akan lebih menitikberatkan tujuan yang mengungkapkan karunia dan kegemaran gembala sidang. Keseimbangan merupakan kunci untuk mencapai gereja yang sehat.

8.      Menjalankan Tujuan Anda

Gereja yang mempunyai tujuan harus mengambil satu langkah lagi ke depan dan dengan teliti menerapkan tujuan-tujuan itu dalam setap bagian gereja. Ada 10 bidang yang harus dipertimbangkan ketika mulai membentuk kembali gereja yang memiliki tujuan; 1) asimilasikan anggota baru berdasarkan tujuan. 2) buatlah program di sekitar tujuan. 3) didiklah jemaat berdasarkan tujuan. 4) memulai kelompok kecil berdasarkan tujuan. 5) menambahkan staf berdasarkan tujuan. 6) buatlah struktur berdasarkan tujuan. 7) menyampaikan khotbah berdasarkan tujuan. 8) menyusun anggaran berdasrkan tujuan. 9) mengatur jadwal berdasarkan tujuan. 10) mengadakan evaluasi berdasarkan tujuan.

Bagian III: Menjangkau Masyarakat Di Lingkungan Anda

9.      Siapa yang Menjadi Target Anda?

Agar gereja menjadi sangat efektif dalam penginjilan, maka haruslah menentukan suatu target. Ketahuilah jenis orang bagaimanakah yang tinggal di daerah anda, putuskan kelompok-kelompok mana yang sanggup dijangkau oleh gereja anda, kemudian temukan gaya penginjilan manakah yang paling tepat dengan target anda. Walaupun gereja anda tidak pernah mampu menjangkau semua orang, gereja anda khususnya cocok untuk menjangkau beberapa jenis orang tertentu. Mengetahui siapa yang hendak dijangkau, akan lebih memudahkan penginjilan.

10.  Mengetahui dengan Tepat Siapa yang Dapat Anda Jangkau

Strategy penginjilan yang paling efektif adalah pertama-tama mencoba menjangkau orang-orang yang mempunyai persamaan dengan anda. Setelah anda menemukan semua kelompok target yang mungkin dalam masyarakat anda, kelompok manakah yang menjadi fokus utama anda? Banyak faktor menyebabkan orang tidak mau hadir di gereja anda; rintangan teologi, rintangan hubungan, rintangan emosi, rintangan gaya hidup, dan rintangan kebudayaan. Orang-orang yang kemungkinan besar akan dijangkau oleh gereja anda adalah orang-orang yang cocok dengan kebudayaan yang ada di gereja anda?

11.  Mengembangkan Strategi Anda

Rahasia penginjilan yang efektif bukanlah hanya menyampaikan pesan Kristus, tetapi mengikuti metodologi Kristus. Yesus bukan hanya memberikan apa yang harus kita katakan, tetapi juga cara menyampaikannya. Yesus memperlihatkan prinsip-prinsip penginjilan yang dapat dipakai dan masih berlaku sampai sekarang. Ada 5 pedoman memancing untuk penginjilan yang terdapat dalam perintah Yesus kepada murid-murid-Nya; 1) mengetahui apa yang hendak anda pancing. 2) pergi ke tempat ikan dapat ditangkap. 3) belajarlah untuk berpikir seperti ikan. 4) menangkap ikan menurut seleranya. 5) gunakan lebih dari satu kail.

Bagian IV: Membawa Masuk Orang Banyak

12.  Bagaimana Yesus Menarik Perhatian Banyak Orang

Pelayanan seperti Kristus masih menarik banyak orang. Anda tidak perlu menggunakan tipu muslihat atau berkompromi dengan keyakinan anda untuk mengumpulkan banyak orang. Anda tidak perlu memperluas pesan anda. Saya bahkan menemukan bahwa anda tidak perlu gedung gereja untuk menarik banyak orang. Yesus berbuat 3 hal dengan orang banyak; Ia mengasihi mereka (Mat.9:36), Ia memenuhi kebutuhan mereka (Mat.15:30), dan Ia mengajar mereka dalam cara-cara yang menarik dan praktis (Mat.13:34).

13.  Ibadah Dapat Menjadi Sebuah Kesaksian

Alasan-alasan teologis dan praktis yang melatarbelakangi kebaktian penginjilan untuk orang yang tidak bergereja. Segala sesuatu yang dilakukan Saddleback dalam kebaktian akhir pekannya didasarkan pada 12 keyakinan yang mendalam; 1) Hanya orang percaya dapat menyembah Allah dengan sungguh-sungguh. 2) Anda tidak memerlukan sebuah gedung untuk menyembah Allah. 3) Tidak ada gaya penyembahan yang “tepat”. 4) Orang yang belum percaya dapat melihat ibadah orang percaya. 5) Ibadah merupakan kesaksian yang penuh kuasa bagi orang yang belum percaya jika kehadiran Allah dapat dirasakan dan pesan khotbah dapat dimengerti. 6) Allah mengharapkan kita peka terhadap rasa takut, rintangan, dan kebutuhan orang yang belum percaya ketika mereka hadir dalam kebaktian ibadah. 7) Kebaktian ibadah tidak perlu dangkal untuk bersikap peka terhadap para pengunjung. Pesannya tidak perlu dikompromikan, sekadar dapat dimengerti. 8) Kebutuhan-kebutuhan orang percaya dan orang yang tidak percaya seringkali tumpang tindih. Dalam beberapa bidang kebutuhan itu berbeda, namun di banyak bidang kebutuhan itu sama. 9) Sebaiknya mengkhususkan kebaktian anda berdasarkan tujuan. 10) Kebaktian yang disesuaikan dengan orang yang tidak bergereja dimaksudkan untuk melengkapi penginjilan pribadi, bukan menggantikannya. 11) Tidak ada cara khusus untuk mengatur kebaktian bagi orang yang tidak bergereja. 12) Dibutuhkan orang percaya yang dewasa, tidak mementingkan diri sendiri untuk mengadakan kebaktian yang peka terhadap orang yang tidak bergereja.

14.  Mengatur Kebaktian bagi Orang yang Tidak Bergereja

Ciptakan kebaktian yang secara sengaja direncanakan agar para anggota dapat membawa sahabat-sahabat mereka. Buatlah kebaktian itu menarik dan relevan untuk orang yang belum bergereja sehingga anggota ingin sekali mengikut sertakan orang-orang dekat yang belum pernah bergereja.

15.  Memilih Musik Anda

Musik dapat melampaui rintangan-rintangan intelektual dan membawa pesan Alkitab langsung ke hati. Musik merupakan sarana yang manjur untuk penginjilan. Tetapi tidak mungkin untuk menyenangkan kesukaan dan selera musik setiap orang. Jadi anda harus memutuskan siapa yang hendak anda jangkau, kenali gaya musik yang menjadi kegemaran mereka, kemudian tetaplah dengan gaya musik itu. Anda akan membuan waktu jika anda mencari-cari gaya musik yang disetujui oleh setiap orang di gereja.

16.  Berkhotbah kepada Orang yang Tidak Bergereja

Berkhotbah tampaknya tidak selalu popular di banyak denominasi. Dalam dunia teknologi canggih sekarang ini, sering kali berkhotbah dianggap sebagai cara berkomunikasi yang tidak menarik dan sudah kuno. Banyak khotbah yang dahulu berhasil tetapi sekarang sudah kurang efektif bagi orang yang belum percaya. Akan tetapi, dipandang dari segi perubahan yang radikal dalam kehisupan perorangan, tidak ada hal lain yang dapat menggantikan khotbah yang diurapi Roh Kudus. Pesan khotbah masih merupakan unsur yang terpenting dari kebaktian bagi orang yang belum bergereja.

17.  Memimpin Orang yang Hadir untuk Menjadi Anggota

Segera sesudah anda mengumpulkan banyak orang, anda harus memulai tugas yang penting untuk membentuk mereka menjadi anggota jemaat. Kumpulan orang banyak harus menjadi seorang jemaat. Pada diagram Proses Perkembangan Hidup (hal.316), disebut hal ini “membawa orang ke bidang yang pertama,” dan Saddleback melakukan hal itu melalui proses penggabungan atau asimilasi. Asimilasi adalah tugas memindahkan orang-orang dari kesadaran akan gereja anda kepada menghadiri gereja anda kepada keanggotaan yang aktif di gereja anda. Masyarakat berbicara tentang “gereja itu” orang banyak berbicara tentang “gereja ini” tetapi jemaat berbicara tentang “gereja kita”. Para anggota mempunyai rasa memiliki. Mereka adalah penyumbang, bukan hanya pemakai. Berikut ini strategi yang di gunakan Saddleback untuk menggabungkan dan mempertahankan anggota dalam jemaat; 1) Mengembangkan sebuah rencana untuk mengasimilasi anggota-anggota baru. 2) Menyampaikan nilai menjadi anggota. 3) Mengadakan sebuah kelas keanggotaan yang diwajibkan. 4) Komitmen keanggotaan. 5) Membuat anggota merasa istimewa. 6) Menciptakan kesempatan untuk membina hubungan. 7) Mendorong tiap anggota untuk bergabung dengan kelompok kecil. 8) Menjaga agar jalur komunikasi tetap terbuka. 9) Melakukan sesuatu hal secara bersama.

18.  Menggembangkan Anggota yang Dewasa

Perjanjian Baru sangat jelas bahwa Allah menghendaki agar setiap orang percaya memiliki kedewasaan rohani. Allah menghendaki kita bertumbuh. Tujuan akhir dari pertumbuhan rohani adalah menjadi seperti Yesus. Strategi Saddleback untuk mengembangkan murid-murid didasarkan pada keenam kebenaran yang diperkenalkan untuk memperlihatkan kontras dengan tiap mitos. Pertumbuhan roani dimulai dengan komitmen, proses yang berangsur-angsur, meliputi pengembangan kebiasaan-kebiasaan, diukur oleh lima faktor, digairahkan oleh hubungan, dan membutuhkan partisipasi dalam kelima tujuan gereja.

19.  Melibatkan Anggota Dalam Pelayanan

Julukan anggota yang “aktif” di sebagian besar gereja menunjuk kepada orang-orang yang hadir secara tetap dan mendukung gereja dalam keuangan mereka. Tetapi Allah lebih lagi mengharapkan bahwa setiap orang Kristen menggunakan karunia dan talentanya dalam pelayanan. Jika kita dapat membangun dan melepaskan talenta, sumber kemampuan, kreativitas dan energi yang besar yang selam ini tidak aktif dalam gereja lokal yang khas, kekristenan akan mengalami ledakan angka pertumbuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sebagian besar gereja Injili mempercayai konsep bawha setiap anggota adalah pelayan. Namun, sebagian anggota tidak melakukan apa-apa hanya hadir dan memberi. Ada beberapa sistem yang didirikan untuk memperlengkapi, menguasakan, dan melepaskan para anggota dalam pelayanan; 1) Mengajarkan dasar Alkitab bagi pelayanan setiap anggota. 2) Membenahi struktur organisasi. 3) Membentuk proses penempatan pelayanan. 4) Mengadakan latihan kerja. 5) Jangan memulai suatu pelayanan tanpa seorang pelayan. 6) Menetapkan standar dan garis pedoman yang minimum. 7) Dengan sikap ramah perbolehkan orang-orang untuk berhenti atau berganti pelayanan. 8) Mempercayai jemaat: Delegasikan wewenang bersama dengan tanggung jawab. 9) Menyediakan bantuan yang diperlukan. 10) Memperbaharui visi secara terus menerus.

20.  Tujuan Allah bagi Gereja Anda

Tidak ada dua jemaat yang bertumbuh dalam cara yang identik. Allah bermaksud menjadikan gereja anda unik. Jangan khawatir dengan pertumbuhan gereja, tetapi pusatkan perhatian pada pelaksanaan tujuan-tujuan gereja. Tetaplah menyiram, dan memberi pupuk, mengolah, menyiangi, serta memangkas. Allah akan menumbuhkan gereja-Nya hinga mencapai ukuran yang Ia inginkan, menurut kecepatan yang sesuai dengan situasi. Jika anda sedang membangun sebuah pelayanan berdasarkan tujuan kekal Allah, anda tidak akan gagal.

 

v  EVALUASI BUKU

A.    Kelebihan/Kekuatan Buku

1.      Buku ini lahir dari pengalaman dan pergumulan dari penulis selama menjadi gembala sidang. Sehingga setiap konten dalam buku ini memiliki sifat: aplikatif (bukan teoritik semata), relevan, dan factual.

2.      Penulis dengan rajin meluruskan pandanga-pandangan yang salah (“mitos-mitos”), mengenai pertumbuhan gereja.

3.      Buku ini bukan hanya bersifat literature akademis yang hanya dapat dinikmati oleh mahasiswa atau dosen teologi. Tetapi buku ini juga memiliki manfaat besar bagi setiap para pemimpin pastoral yang memiliki kerinduan besr untuk pertumbuhan gereja.

B.     Kekurangan/Kelemahan Buku

Untuk menemukan pemahaman yang lebih dalam lagi mengenai pembahasan buku mengenai pertumbuhan gereja, pembaca juga perlu membaca literature lain.

 

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RINGKASAN BUKU: THE PURPOSE DRIVEN CHURCH (Rick Warren)"

Posting Komentar